"Wanita yang tidak menikah ataupun tidak mempunyai anak itu memiliki 1,5 kali lipat lebih besar mengalami kanker payudara dibandingkan wanita yang sudah memiliki anak tiga," terang onkologist dari Divisi Hematologi & Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. Ronald A. Hukom, MHSc, SpPD-KHOM.
Spesifikasi golongan perempuan dengan berisiko tinggi kanker payudara, disebut dr Ronald ada lima hal. Di antaranya, seseorang yang memiliki riwayat kanker, perempuan yang melahirkan anak pada umur diatas 30 tahun, tak memberikan ASI kepada anaknya, terlalu muda untuk mengalami menstruasi serta tak memiliki anak.
Perempuan yang memiliki riwayat keluarga mengidap kanker payudara dengan interval silsilah keturunan satu tingkatan juga rentan teridap. Misalnya, sang ibu mengalami kanker payudara secara otomatis anak perempuannya memiliki dua kali lipat risiko terkena kanker payudara dibanding orang yang tidak memilikinya.
Kasus lainnya, bila seseorang memiliki dua orang yang memiliki kanker payudara dalam satu tingkatan keluarga, risiko teridap bisa meningkat tiga sampai lima kali lipat. Hal ini, sebut dr Ronald, disebabkan faktor genetik.
Penyebab kanker payudara juga hormon estrogen yang tak terkendali. Kondisi tersebut diidentifikasi di kelompok perempuan yang melahirkan anak di atas umur 30 tahun. Mereka memiliki dua sampai tiga kali lipat risiko lebih besar dibandingkan wanita yang melahirkan di atas 20 tahun.
Begitu juga bagi perempuan yang tak memberikan ASI saat masa pertumbuhan bayi memiliki risiko 2,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan wanita yang memberikan ASI pada anaknya.
"Ini karena ketika seorang wanita hamil, produksi estrogen meningkat. Peningkatan kadar estrogen inilah yang menyebabkan payudara semakin membesar. Proses laktasi dimulai dan ASI pun mulai terbentuk di payudara," sebut dr Ronald.
Sumber: Republika
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
0 comments:
Post a Comment